Sabtu, 06 Juli 2013

Liputan Jemparingan, 5 Juli 2013



"More than just care for and preserve our local traditions ..." - Liputan Jemparingan Mataraman untuk NET-TV Jakarta dan salah satu stasiun TV Malaysia, 5 Juli 2013 di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Photo courtesy of Suara Jogja.

Jumat, 05 Juli 2013

Jemparingan Mataraman Tempo Doeloe



Dokumentasi Jemparingan Mataraman 'tempo doeloe' di tahun 1938. Tampak dengan baju berwarna gelap,KPH Praboe Soerjodilogo yang di kemudian hari bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII, tokoh penting dalam pelestarian Jemparingan Mataraman sekaligus olahraga panahan di Indonesia (pendiri organisasi PERPANI / Persatuan Panahan Indonesia). Suasana seperti ini masih bisa dijumpai setiap hari Jum'at sore di depan Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta atau setiap Sabtu Pahing di Pura Pakualaman, Yogyakarta.

Senin, 01 Juli 2013

Jemparingan Minggu Kliwonan, 30 Juni 2013



Para pemenang Lomba Jemparingan Minggu Kliwonan di Universitas Atma Jaya, Babarsari, Yogyakarta, edisi 30 Juni 2013. Dari kiri ke kanan: Aji dari Komunitas langenastra (Juara I), Suharno dari Klaten (Juara II), Hanung Anggoro Sukmo dari Komunitas Mardisoro (Juara III), dan Wibowo Nugroho Jati dari Komunitas Jaluwesi sebagai tuan rumah.

Rabu, 29 Mei 2013

Tamu Jemparingan: GBPH. Prabukusumo



Para pemanah tradisional dari Komunitas Mardisoro dan Komunitas Jaluwesi bergambar bersama Ketua KONI DIY GBPH. Prabukusumo seusai gladhen spesial Jemparingan Mataraman dalam rangka peresmian Museum Kedhaton Ambarrukmo dan “Indonesia Marketeers Festival”, di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 28 Mei 2013.

Tamu Jemparingan: Sri Sultan Hamengku Buwono X



Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, sejenak menyaksikan gladhen spesial Jemparingan Mataraman dalam rangka peresmian Museum Kedhaton Ambarrukmo dan “Indonesia Marketeers Festival”, di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 28 Mei 2013.

Tamu Jemparingan: Tazbir Abdullah



Bpk. Tazbir Abdullah, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, mencoba langsung keasyikan membidikkan jemparing dalam gladhen spesial Jemparingan Mataraman dalam rangka peresmian Museum Kedhaton Ambarrukmo dan “Indonesia Marketeers Festival”, di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 28 Mei 2013.

Jumat, 24 Mei 2013

Kotamini: Jemparingan, Panahan ala Mataram



"Namanya Jemparingan. Olahraga tradisional Jemparingan atau dikenal juga dengan Panahan Tradisional Mataraman. Jemparing merupakan kata bahasa jawa yang berarti panah, Jemparingan awal mulanya hanya sebagai kegiatan latihan prajurit keraton. Tapi lama-kelamaan dijadikan kegiatan olahraga ..." - Baca selengkapnya. Photo courtesy of Republika Online.

Jumat, 10 Mei 2013

Describe Indonesia: Jemparingan, The Art of Archery of Yogyakarta



"In short, Jemparingan is an archery competition mixed with traditional arts of Yogyakarta. The participants would wear complete traditional Javanese clothes, in cross-legged sitting position while aiming to arch. This is unique part of this attraction for tourists, both domestic and foreign. Many foreign tourists also come and participate and not only watching this rare attraction of the Jemparingan ..." - Baca selengkapnya.

Kamis, 25 April 2013

Koran Sindo: Gelar Jemparing dan Patehan Bagi Tamu

"Bunyi kelinting cukup nyaring terdengar ketika mata panah tepat mengenai sasaran. Luapan kegembiraan pun terpancar dari para peserta yang berhasil menancapkan pada titik merah sasaran. Sekitar satu jam berlangsung, para peserta ini istirahat sejenak. Dari depan lobi hotel keluar rombongan perempuan dan laki-laki yang menggunakan pakaian khas abdi keraton. Dengan langkah yang sama, mereka berjalan menuju ke kompleks pendopo. Rombongan ini membawa minuman dan makanan kecil yang dipersembahkan kepada tamu ..." - Selengkapnya.

Rabu, 10 April 2013

Demotix: Jemparingan Traditional Archery of Mataram Yogyakarta

"A number of participants with Javanese dress ready to release arrows while following the traditional "Jemparingan Mataram" sitting cross-legged, looking carefully where arrows will be launched. Field Kemandungan, Alun - Alun Selatan ..." - Selengkapnya.

Minggu, 07 April 2013

TATV: Nglestarekaken Panah Tradisional Mataraman

Panah saged dipunwastani gaman tradisional global ingkang kawentar ing ndonya. Ananging samangke awis-awis masyarakat ingkang purun saha saged nglestarekaken panahan tradisional. Dene ingkang anjalari amargi kasilep panahan modern menapa dene dolanan modern sanesipun satemah boten katut salebeting tetandhingan pon.

Maneka pawadan samangke ngrendheti lestarinipun panahan tradisional. Kadosta pandamelipun panah ingkang njelimet saha papan ingkang dipunbetahaken kedah wiyar anjalari panahan tradisioonal kawon kalian panahan moderen. Ananging pawadan kasebat pranyata boten lumampah tumrap saperangan masyarakat ingkang ngebaki lapangan panahan ing Jonggrangan Klaten. Sinaosa kanthi maneka pepalang para pemanah menika tetep mbudidaya nglestarekaken panahan tradisional ingkang kawentar kanthi nama Jemparingan. Malah para pandhemen jemparingan menika ngawontenaken adon wasis supados saged nglestarekaken tradisi leluhur. Pandherekipun ugi saking sakathahing kitha. Panahan tradisional jemparingan nggadhahi ciri khas saha unik. Ing panahan jemparingan dasan pemanah manah sasaran cacah tiga ngantos gangsal kanthi cara sesarengan.

Dene ingkang dipun panah dipunwastani bandhulan alit. Sasaran dipun gantung kanthi inggil kalih tengah meter saking siti kanthi tebih tigang dasa meter saking pemanah. Menawi panah kasil tumancep ing awakipun bandulan badhe pikantuk biji setunggal ananging menawi saged tumancep ing sirah bandulan bijinipun tiga. Para pemanah ugi kedah manah sasaran kanthi lenggah sila ngiringi arah sasaran. Kajawi menika para pemanah ugi wajib ngginakaken rasukan tradisional Ngayogyakarta nalika ndherek lomba saha nalika gladhen sesarengan.

Sumber: TATV / Manteb.com.

Sabtu, 30 Maret 2013

Cam111.com: Traditional Archery Match Held in Yogyakarta, Indonesia

"An archer dressed in a traditional Javanese costume competes in a traditional archery match in Yogyakarta, Indonesia, March 26, 2013. The event was held in commemoration of the birthday of Sri Sultan Hamengkubuwono X, the current monarch of the historic Yogyakarta Sultanate in Indonesia ...." - Baca selengkapnya. Posting berita terkait di Sina English.

Jumat, 29 Maret 2013

Indonesia Press Photo: Lomba Jemparingan Mataram

"Untuk melestarikan tradisi panah ala Mataram peserta disyaratkan menggunakan peralatan berbahan tradisional. Tidak hanya busur dan anak panah, busana sang pemanah juga harus memiliki unsur “Mataram” yaitu dengan busana surjan, blangkon, beskap, dan ..." - Baca selengkapnya.

Jumat, 22 Maret 2013

Dictaro: Permainan Panahan ala Mataram

"Konon, dahulu kegiatan dengan nama Jemparingan Jawi Mataram ini dilakukan oleh para prajurit keraton Yogyakarta dengan tujuan untuk melatih kemampuan berperangnya. Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan Jemparingan Jawi Mataram ini sekarang dijadikan sebuah lomba olahraga tradisional ..." - Baca selengkapnya.

Sabtu, 16 Maret 2013

RRI: Jemparingan Tradisional di Royal Ambarrukmo Yogyakarta

"Untuk mempererat hubungan baik antara Royal Ambarrukmo Yogyakarta dengan rekanan media, sejumlah wartawan media lokal pada hari Jum’at Sore (08/03/13) diundang mengikuti pelatihan memanah “Jemparingan” di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Pelatihan tersebut mengisi kegiatan rutin Jemparingan setiap Jum’at Sore yang digelar pihak RAY bekerjasama dengan Paguyuban Jemparingan Mataram Mardisoro ..." - Selengkapnya.

Kamis, 14 Maret 2013

Kedaulatan Rakyat: Jemparingan dan Patehan Ala Royal Ambarrukmo

"Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY) Hotel mencoba melestarikan tradisi budaya yang ada di Keraton Yogyakarta. Bersama dengan Paguyuban Jemparingan Mataram Mardisoro, RAY menggelar jemparing (memanah). Acara ini digelar setiap hari jumat mulai pukul 15.00 WIB-17.00 WIB. Pada acara ini juga dilakukan tradisi Patehan yaitu mempersembahkan makanan dan minuman sembari menyaksikan jemparingan ..." - Selengkapnya.

Selasa, 12 Maret 2013

Liputan Jemparingan: Fesyenesia Magazine



Panahan tradisional Jawa bergaya Mataraman yang dikenal dengan istilah “Jemparingan” kembali marak tahun-tahun belakangan ini dan berkembang menjadi klangenan yang bergengsi. Kegiatan rutinnya dapat disaksikan setiap hari Jum’at sore di depan Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta., setiap hari Sabtu Pahing di Halaman Kestalan, Pura Pakualaman Yogyakarta, serta setiap hari Selasa Wage di Halaman Kemandungan, Keraton Kasultanan Yogyakarta. Sumber: Fesyenesia Magazine.

Senin, 28 Januari 2013

HelloBali: Finding Joygya ...

"Off the hotel’s turf, the Kedaton Ambarrukmo was alive that night with a grand performance of wayang (leather puppets) and other Javanese cultural activities, including jemparingan – Javanese archery ..." - Baca selengkapnya.

Minggu, 06 Januari 2013

Jogjanews: Prosesi Patehan dan Jemparing untuk Tamu Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta

Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta menghadirkan ritual Keraton Ngayogyakarta untuk memberikan pelayanan istimewa bagi tamu hotel ini. Hotel ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki hotel berbintang lain yaitu berada di sebelah timur keraton yang dulu menjadi tempat tinggal Sultan Hamengku Buwono VI. Keberadaan kraton tempat tinggal HB VI ini menjadi salah satu tempat sejarah yang bisa dikunjungi tamu hotel. Di tempat ini, pengelola Hotel Ambarrukmo Yogyakarta mengadakan acara minum teh dan makan malam dengan tata cara adat Kraton Yogyakarta.