Rabu, 29 Mei 2013

Tamu Jemparingan: GBPH. Prabukusumo



Para pemanah tradisional dari Komunitas Mardisoro dan Komunitas Jaluwesi bergambar bersama Ketua KONI DIY GBPH. Prabukusumo seusai gladhen spesial Jemparingan Mataraman dalam rangka peresmian Museum Kedhaton Ambarrukmo dan “Indonesia Marketeers Festival”, di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 28 Mei 2013.

Tamu Jemparingan: Sri Sultan Hamengku Buwono X



Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, sejenak menyaksikan gladhen spesial Jemparingan Mataraman dalam rangka peresmian Museum Kedhaton Ambarrukmo dan “Indonesia Marketeers Festival”, di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 28 Mei 2013.

Tamu Jemparingan: Tazbir Abdullah



Bpk. Tazbir Abdullah, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, mencoba langsung keasyikan membidikkan jemparing dalam gladhen spesial Jemparingan Mataraman dalam rangka peresmian Museum Kedhaton Ambarrukmo dan “Indonesia Marketeers Festival”, di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 28 Mei 2013.

Jumat, 24 Mei 2013

Kotamini: Jemparingan, Panahan ala Mataram



"Namanya Jemparingan. Olahraga tradisional Jemparingan atau dikenal juga dengan Panahan Tradisional Mataraman. Jemparing merupakan kata bahasa jawa yang berarti panah, Jemparingan awal mulanya hanya sebagai kegiatan latihan prajurit keraton. Tapi lama-kelamaan dijadikan kegiatan olahraga ..." - Baca selengkapnya. Photo courtesy of Republika Online.

Jumat, 10 Mei 2013

Describe Indonesia: Jemparingan, The Art of Archery of Yogyakarta



"In short, Jemparingan is an archery competition mixed with traditional arts of Yogyakarta. The participants would wear complete traditional Javanese clothes, in cross-legged sitting position while aiming to arch. This is unique part of this attraction for tourists, both domestic and foreign. Many foreign tourists also come and participate and not only watching this rare attraction of the Jemparingan ..." - Baca selengkapnya.